Sunday, June 25, 2017

BAB 2 - Perancangan Breakwater,Tiang Pancang & Turap Pada Pelabuhan Semarang

Dosen :  Ir. Suwanto Marsudi, MS

BAB II
KAJIAN PUSTAKA  

2.1. Pelabuhan 
Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat dan membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Crane dan gudang berpendingin juga disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swasta yang berkepentingan. Sering pula disekitarnya dibangun fasilitas penunjang seperti pengalengan dan pemrosesan barang. Peraturan Pemerintah RI No.69 Tahun 2001 mengatur tentang pelabuhan dan fungsi serta penyelengaraannya.
Pelabuhan juga merupakan tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnyadengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan Pemerintahan dan kegiatan ekonomiyang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang danbongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dankegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar modatransportasi.
2.2. Persyaratan dan perlengkapan Pelabuhan
Pelabuhan adalah daerah yang terlindungi dari pengaruh gelombang sehingga kapal bisa berlabuh dengan aman untuk bongkar muat barang,menarik turunkan penumpang,mengisi bahan bakar,melakukan reparasi dan sebagainya. Untuk memberi pelayanan yang baik maka pelabuhan harus memenuhi beberapa persyaratan, diantaranya sebagai berikut :
·         Harus ada hubungan yang mudah antar tranportasi air dan darat sepeti  jalan raya dan kereta api.agar barang barang dapat diangkut dari dan ke pelabuhan dengan mudah dan cepat.
·         Pelabuhan berada disuatu lakosi yang mempunyai daerah belakang(daerah pengaruh) subur dengan populasi penduduk yang cukup padat.
·         Pelabuhan harus mempunyai kedalaman air dan lebar alur yang cukup.
·         Kapal-kapal yang mencapai pelabuhan herus mampu membuang sauh selama menunggu merapat ke dermaga.
·         Pelabuhan harus mampunyai fasilitas bongkar muat barang(kran, dsb) dan gudang-gudang penyimpanan barang.
·         Pelabuhan harus mempunyai fasilitas untuk meresparasi kapal-kapal.
2.3. Bangunan pada Pelabuhan
2.3.1. Pemecah Gelombang (Break water)
Salah satu bangunan pelabuhan yang berfungsi untuk melindungi daerah pelabuhan dari gelombang dan sedimentasi, yaitu dengan memperkecil tinggi gelombang sehingga kapal dapat berlabuh dan bertambat dengan tenang serta dapat melakukan bongkar muat dengan lancer. Talud ini dapat di bagi menjadi 3 jenis yaitu penahan gelombang batu alam (rubble mounds breakwater), (b) penahan gelombang batu buatan (artificial breakwater), penahan gelombang dinding tegak.
2.3.2. Alur pelayaran
Yaitu daerah yang dilalui kapal sebelum masuk ke dalam wilayah pelabuhan. Alur ayaran ini dibagi menjadi 2(dua) bagian yaitu (pertama) artificial channel adalah alur yang sengaja dibuat sebagai jalan masuk kapal ke dermaga dengan mengadakan pengerukan dan (kedua) natural channel yaitu alur pelayaran yang telah terbentuk sedemikian rupa oleh alam.
2.3.3. Kolam Pelabuhan
Daerah disekitar dermaga yang digunakan kapal untuk melakukan aktivitasnya. Kolam Pelabuhan Minimal harus memiliki ukuran Panjang (L)= B + 1,4 B + 1,5 B + 30m, dan Lebar (W) = 1,5 B (dimana B = Lebar kapal) dan turning basin = 4 L tanpa tug boat dan 1,7 L sampai dengan 2 L dengan tug boat.
2.3.4. Dermaga
Dermaga adalah tempat kapal ditambatkan di pelabuhan. Pada dermaga dilakukan berbagai kegiatan bongkar muat barang dan orang dari dan ke atas kapal. Di dermaga juga dilakukan kegiatan untuk mengisi bahan bakar untuk kapal, air minum, air bersih, saluran untuk air kotor /limbah yang akan diproses lebih lanjut di pelabuhan. Hal yang perlu diingat bahwa dimensi dermaga didasarkan pada jenis dan ukuran kapal yang merapat dan bertambat  padadermaga tersebut.
2.3.5. Alat Penambat
Digunakan untuk menanmbat kapal pada waktu merpat di dermaga maupun menggu diperairan sebelum kapal merapat didermaga.
2.4. Pondasi Tiang Pancang Pelabuhan
Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang pancang bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah yang lebih dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton. Tiang pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, dibor atau di dongkrak ke dalam tanah dan dihubungkan dengan pile cap (poer). Tergantung juga pada tipe tanah, material dan karakteristik penyebaran beban tiang pancnag diklasifikasikan berbeda-beda.
Pondasi tiang sudah digunakan sebagai penerima beban dan sistem transfer beban bertahun-tahun. Pada awal peradaban, dari komunikasi, pertahanan, dan hal-hal yang strategik dari desa dan kota yang terletak dekat sungai dan danau. Oleh sebab itu perlu memperkuat tanah penunjang dengan beberapa tiang. Tiang yang terbuat dari kayu (timber pile) dipasang dengan dipukul ke dalam tanah dengan tanah atau lubang yang digali dan diisi dengan pasir dan batu.
2.5. Turap
Turap adalah dinding vertical yang relative tipis yang berfungsi untuk menahan tanah juga untuk menahan masuknya air ke dalam lubang galian.  Karena pemasangan yang mudah dan biaya yang murah, turap banyak digunakan pada pekerjaan-pekerjaan seperti, penahan tebing galian sementara, penahan longsong, stabilitas lereng, bangunan-bangunan pelabuhan, bendungan serta bangunan lainnya. Dinding turap tidak cocok untuk menahan tanah timbunan yang tinggi karena akan memerlukan luas tampang bahan turap yang besar. Selain itu, dinding turap juga tidak cocok digunakan pada tanah yang mengandung banyak batuan-batuan, karena menyulitkan pemancangan.

No comments:

Post a Comment